Minggu, 03 Februari 2013

ORANG TUAKU


ORANG TUAKU

Terdapat banyak ayat yang mendudukkan ridha orang tua setelah ridha Allah dan keutamaan berbakti kepada orang tua adalah sesudah keutamaan beriman kepada Allah. Allah berfirman yang artinya, “Dan Kami perintahkan kepada manusia  kepada dua orang ibu-bapanya, ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah  kepada-Ku dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Ku lah kembalimu.” (QS. Lukman: 14). Lihat pula QS. al-Isra 23-24, an-Nisa 36, al-An’am 151, al-Ankabut 08.       
Saudaraku, Pada saat ini, saya ingin mengajak saudara-saudara untuk kembali merenungi peristiwa-peristiwa yang saudara-saudaraku telah lewati selama hidup, yang mungkin secara tidak sengaja atau sengaja, saudaraku berbuat dosa dan kesalahan yang menyebabkan kemurkaan Allah SWT akan diri saudara.
                Masih ingatkah saudaraku, bahwa sebelum kita hadir di dunia ini, kita berada di dalam rahim ibu. Kita dikandungnya selama 9 bulan, dengan susah payah membawa kita kesana-kemari dan dengan penuh kasih sayang beliau merawat kita sampai-sampai nyawanya dipertaruhkan demi kelahiran sang bayi dan setelah kita lahir, dibelikannya kita berbagai keperluan yang membuat kita sehat, besar dan kuat. Namun apa yang telah kita berikan kepada ibu dan ayah kita selama ini sama sekali tidak ada. Malahan yang ada, kita menambah susah dan penderitaan orang tua kita.
                Masih teringat dalam benak kita, saudara yang dulunya sering membantah, sering menghardik bahkan mencaci orang tua kita, sampai mungkin ada yang berani melawannya yang sebenarnya itu mereka tidak tahu membalas budi baik kedua orang tuanya, yang rela memeras keringat dan berkorban jiwa dan raga, bahkan perasaan demi kita/demi saudara-saudara sekalian. Tapi balas budi apa yang telah kita berikan ? sama sekali tidak ada.
                Sekarang kita berada jauh dari mereka, jauh dari daerah, merantau ke negeri orang. Silahkan saudara-saudara bayangkan dan ingat-ingat kembali wajah ayah dan ibu saudara, rambutnya yang dulu hitam, sekarang perlahan-lahan berubah menjadi putih, matanya yang dulunya cerah sekarang berubah menjadi sayu, ditambah lagi kulitnya yang sudah mulai mengkerut, jalannya yang sudah tergopoh-gopoh dan terbungkuk-bungkuk menandakan mereka sudah dekat dengan maut. Sekarang yang menjadi pertanyaan adalah sudah siapkah saudara apabila orang tua saudara dipanggil menghadap sang pencipta ? dan seandainya apabila nanti, saudara pulang ke kampung halaman, dengan maksud menjenguk ayah dan ibu kita, tapi kini yang saudara lihat di depan lorong rumah saudara, ternyata terpasang sebuah bendera putih/kuning, kemudian dengan hati bertanya-tanya, saudara masuk kedalam, berjalan dengan berusaha menghilangkan rasa cemas di hati, tapi perasaan cemas itu masih juga ada, dan setelah kita sampai di depan rumah kita ternyata terlihat oleh kita ramai orang membaca surat yasin yang biasanya dibacakan untuk orang yang sudah meninggal dunia, apa jadinya kalau seandainya yang meninggal tersebut adalah salah satu dari kedua orang tua kita?.
                Sungguh, melalui renungan singkat ini saya mengajak saudaraku untuk senantiasa sayang kepada kedua orang tua kita, sebab salah satu amal jariyah yang tetap mengalir disisi Allah, apabila kedua orang tua kita telah tiada adalah anak yang sholeh.
Saudaraku ! berbuat baik kepada kedua orang tua hukumnya wajib, baik waktu kita masih kecil, remaja atau sudah menikah dan sudah mempunyai anak bahkan saat kita sudah mempunyai cucu. Ketika kedua orang tua kita masih muda atau sudah lanjut usianya bahkan pikun kita tetap wajib berbakti kepada keduanya. Bahkan lebih ditekankan lagi apabila kedua orang tua sudah tua dan lemah. Sebagaimana firman Allah SWT dalam surat Al-Isra’ ayat 23 dan 24. Di dalam ayat ini Allah SWT berfirman bahwa Rabb (Allah) telah memerintahkan kepada manusia agar tidak beribadah melainkan hanya kepada Allah saja. Kemudian hendaklah manusia berbuat sebaik-baiknya kepada kedua orang tuanya. Jika salah seorang atau kedua-duanya ada di sisinya dalam usia lanjut maka jangan katakan kepada keduanya perkataan ‘uh’ serta tidak boleh membentak keduanya, memukulkan tangan, menghentakkan kaki karena hal itu termasuk durhaka kepada kedua orang tua. Dan katakanlah kepada keduanya dengan perkataan yang mulia.
Saudaraku ! banyak sekali hadits-hadits yang menyebutkan tentang ruginya seseorang yang tidak berbakti kepada kedua orang tua pada waktu orang tua masih berada di sisi kita. Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda dalam hadits yang diriwayatkan oleh beberapa sahabat yaitu :
“Dari Abu Hurairah, dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam beliau bersabda, “Celaka, sekali lagi celaka, dan sekali lagi celaka orang yang mendapatkan kedua orang tuanya berusia lanjut, salah satunya atau keduanya, tetapi (dengan itu) dia tidak masuk syurga” [Hadits Riwayat Muslim 2551, Ahmad 2:254, 346]
Kemudian hadits berikut ini,  “ Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam naik ke atas mimbar kemudian berkata, “Amin, amin, amin”. Para sahabat bertanya. “Kenapa engkau berkata ‘Amin, amin, amin, Ya Rasulullah?” Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Telah datang malaikat Jibril dan ia berkata : ‘Hai Muhammad celaka seseorang yang jika disebut nama engkau namun dia tidak bershalawat kepadamu dan katakanlah amin!’ maka kukatakan, ‘Amin’, kemudian Jibril berkata lagi, ‘Celaka seseorang yang masuk bulan Ramadhan tetapi keluar dari bulan Ramadhan tidak diampuni dosanya oleh Allah dan katakanlah amin!’, maka aku berkata : ‘Amin’. Kemudian Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata lagi. ‘Celaka seseorang yang mendapatkan kedua orang tuanya atau salah seorang dari keduanya masih hidup tetapi justru tidak memasukkan dia ke surga dan katakanlah amin!’ maka kukatakan, ‘Amin”. [Hadits Riwayat Bazzar dalam Majma'uz Zawaid 10/1675-166, Hakim 4/153 dishahihkannya dan disetujui oleh Imam Adz-Dzahabi dari Ka'ab bin Ujrah, diriwayatkan juga oleh Imam Bukhari dalam Adabul Mufrad no. 644 [Shahih Al-Adabul Mufrad No. 500 dari Jabir bin Abdillah]
Saudaraku ! pada umumnya seorang anak merasa berat dan malas memberi nafkah dan mengurusi kedua orang tuanya yang telah berusia lanjut. Namun Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam menjelaskan bahwa keberadaan kedua orang tua yang berusia lanjut itu adalah kesempatan paling baik untuk mendapatkan pahala dari Allah, dimudahkan rizki dan jembatan emas menuju surga. Karena itu sungguh rugi jika seorang anak menyia-nyiakan kesempatan yang paling berharga ini dengan mengabaikan hak-hak orang tuanya dan dengan sebab itu dia tidak masuk surga.
Jika kita mencoba membandingkan antara berbakti kepada kedua orang tua dengan jalan mengurusi kedua orang tua yang sudah lanjut usia atau bahkan sudah pikun yang berada di sisi kita dengan ketika kedua orang tua kita mengurusi dan mebesarkan serta mendidik kita sewaktu masih kecil, maka berbakti kepada keduanya masih terbilang lebih ringan. Mungkin kita mengurusnya hanya beberapa tahun saja. Sedangkan mereka mengurus kita membutuhkan waktu lebih dari 10 tahun. Dari mulai hamil, hingga dilahirkan kemudian disekolahkan. Kedua orang tua kita memberikan segala yang kita minta mungkin lebih dari 10 tahun bahkan sampai 25 tahun.
Ketika orang tua mengurusi kita, dia mendo’akan agar si anak hidup dengan baik dan menjadi anak yang sholeh, tetapi ketika orang tua ada di sisi kita, di do’akan supaya cepat meninggal. Bahkan ada di antara mereka yang menyerahkan keduanya ke panti jompo. Ini adalah perbuatan dari anak-anak yang durhaka kepada kedua orang tuanya.
Bagaimanapun keadaannya, kedudukan mereka tetaplah sebagai orang tua kita, walaupun mereka bodoh, egois bahkan jahat kepada kita. Dialah yang melahirkan dan mengurusi kita, bukan orang lain. Maka kita wajib berbakti kepada keduanya bagaimanapun keadaannya. Seandainya dia berbuat syirik atau bid’ah, kita wajib mendakwahkan kepadanya dengan baik supaya dia kembali, kita do’akan supaya mendapatkan hidayah dari Allah SWT, bukan diperlakukan dengan tidak baik, berbuat kasar atau pun yang lainnya kadang ketika gajian kita cuma ingat istri dan anak, kadang lupa dengan orang tua yang membesarkan dan membuat kita menjadi sukses. Oleh karenanya tunggu apalagi, segeralah berbakti kepadanya agar ridho Allah senantiasa menaungi kita di dunia dan di akhirat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar