Minggu, 11 September 2011

Renungan Hati

RENUNGAN HATI
                Segala puji bagi Allah SWT,  Tuhan penguasa semesta alam.  Semoga Allah SWT, senantiasa memberikan nikmat iman dan Islam kepada hamba-Nya yang masih ada usaha untuk memahami Islam ini. Terkadang Allah SWT memberikan nikmat Iman, tetapi nikmat Islam Allah SWT tidak berikan kepadanya. Contoh orang-orang yang berada di luar agama Islam mereka punya nikmat Iman, tapi keimanan mereka kepada Tuhan-Tuhan mereka, bukan kepada Allah SWT.
Namun dilain kesempatan, mungkin Allah SWT hanya memberikan nikmat Islam kepada orang-orang, tetapi nikmat Iman Allah SWT tidak berikan. Contoh orang-orang di kalangan kita sendiri yang mengaku dirinya Islam, tapi lantaran tidak ada iman dalam dirinya, sehingga amat sulitlah rasanya untuk merasakan nikmatnya beribadah kepada Allah SWT. Rasulullah SAW bersabda “ Ingatlah dalam tubuh manusia itu ada segumpal daging. Kalau segumpal daging itu baik, akan baiklah seluruh tubuhnya, namun manakala segumpal daging itu buruk, maka buruklah perilakunya. Segumpal daging itu bernama qalbu/hati !” (H.R Bukhari dan Muslim).
                Boleh kita memakai apapun yang indah-indah, tetapi kalau tidak memiliki qalbu yang indah, demi Allah, tidak akan pernah ada keindahan yang sebenarnya. Jangan terpedaya oleh keindahan dunia. Lihatlah begitu banyak wanita malang yang tidak mengenal moral dan harga dirinya. Merekapun tidak kalah indah dan molek wajah, tubuh atau penampilannya. Kendatipun demikian, toh mereka tetap diberi oleh Allah SWT dunia yang indah dan melimpah.
                Dunia dan kemewahan, dengan demikian, ternyata bukanlah suatu tanda kemuliaan yang sesungguhnya. Karena orang-orang yang rusak dan durjana sekalipun diberi aneka kemewahan yang melimpah ruah oleh-Nya.
                Diantara ciri orang yang hatinya selamat adalah hidupnya diselimuti mahabbah dan tawakkal kepada Allah SWT. Tidak usah heran manakala ia mencintai sesuatu maka cintanya semata-mata karena Allah, sehingga ia tidak akan pernah berlebihan dalam mencintai sesama makhluk. Demikian pula bila ia membenci sesuatu, maka iapun akan membencinya karena Allah semata, sehingga kebenciannya itu tidak akan membuatnya tergelincir ke dalam perbuatan dosa dan aniaya, sebaliknya menjadi ladang pahala.
                Dalam hal beribadah, orang yang hatinya selamat, segenap cita-cita dan perhatiannya hanya tertuju pada satu hal, yakni harus menjadi ladang ibadah dan amal sholeh !, karenanya dipeliharanya umurnya seefektif mungkin, karena takut kalau waktu yang dimilikinya hilang dengan sia-sia, sedang modal manusia adalah umur dan waktu pastilah tidak akan kembali.
                Tatkala datang waktu sholat, maka ia segera bergegas meninggalkan segala urusan dunia dan mengosongkan hati dan pikirannya dari segala kekhawatiran terhadap kemungkinan berkurangnya apa yang sedang dan akan dimilikinya. Toh ia yakin dengan janji Allah bahwa “ Barang siapa yang bertaqwa kepada Allah, niscaya dia akan mengadakan baginya jalan keluar. Dan barang siapa yang bertawakal kepada Allah, niscaya akan mencukupkan keperluannya.” (QS At-Talaaq (65) : 6-7).
                Bagi orang yang tahu hakekat kehidupan ini, maka pastilah yang dicarinya itu bukan dunia, melainkan yang memiliki dunia ! kalau orang lain bekerja banting tulang untuk mencari uang, maka kita bekerja demi mencari yang membagikan uang. Kalau orang lain mengejar prestasi demi ingin dihargai dan dipuji sesama, maka kitapun sibuk mengejar prestasi demi mendapatkan penghargaan dan pujian dari yang Maha Mulia.
                Ya Rabb, wahai dzat yang membolak-balikan hati, tetaplanlah hati kami dalam agama-Mu dan ketaatan atas segala perintah-Mu.