ORANG TUAKU
Terdapat banyak ayat yang mendudukkan ridha orang tua
setelah ridha Allah dan keutamaan berbakti kepada orang tua adalah sesudah
keutamaan beriman kepada Allah. Allah berfirman yang artinya, “Dan Kami
perintahkan kepada manusia kepada dua orang
ibu-bapanya, ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang
bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada dua orang ibu bapakmu,
hanya kepada-Ku lah kembalimu.” (QS. Lukman: 14). Lihat pula QS. al-Isra 23-24,
an-Nisa 36, al-An’am 151, al-Ankabut 08.
Saudaraku, Pada saat ini, saya ingin mengajak saudara-saudara untuk
kembali merenungi peristiwa-peristiwa yang saudara-saudaraku telah lewati
selama hidup, yang mungkin secara tidak sengaja atau sengaja, saudaraku berbuat
dosa dan kesalahan yang menyebabkan kemurkaan Allah SWT akan diri saudara.
Masih ingatkah saudaraku, bahwa sebelum kita hadir di dunia ini, kita berada di dalam rahim ibu. Kita
dikandungnya selama 9 bulan, dengan susah payah membawa kita kesana-kemari dan
dengan penuh kasih sayang beliau merawat kita sampai-sampai
nyawanya dipertaruhkan demi kelahiran sang bayi dan setelah kita lahir,
dibelikannya kita berbagai keperluan yang membuat kita sehat, besar dan kuat.
Namun apa yang telah kita berikan kepada ibu
dan ayah kita selama ini sama sekali tidak ada. Malahan yang ada, kita menambah
susah dan penderitaan orang tua kita.
Masih
teringat dalam benak kita, saudara yang dulunya sering membantah, sering
menghardik bahkan mencaci orang tua kita, sampai mungkin
ada yang berani melawannya yang sebenarnya itu mereka tidak tahu membalas budi
baik kedua orang tuanya, yang rela memeras keringat dan berkorban jiwa dan
raga, bahkan perasaan demi kita/demi saudara-saudara
sekalian. Tapi balas budi apa yang telah kita berikan ? sama sekali tidak ada.
Sekarang
kita berada jauh dari mereka, jauh dari daerah, merantau ke negeri orang.
Silahkan saudara-saudara bayangkan dan ingat-ingat kembali wajah ayah
dan ibu saudara, rambutnya yang dulu hitam, sekarang perlahan-lahan berubah
menjadi putih, matanya yang dulunya cerah sekarang berubah menjadi sayu,
ditambah lagi kulitnya yang sudah mulai mengkerut, jalannya yang sudah
tergopoh-gopoh dan terbungkuk-bungkuk menandakan mereka sudah dekat dengan
maut. Sekarang yang menjadi pertanyaan adalah sudah siapkah saudara apabila
orang tua saudara dipanggil menghadap sang pencipta ? dan seandainya apabila
nanti, saudara pulang ke kampung halaman, dengan maksud menjenguk
ayah dan ibu kita, tapi kini yang saudara lihat di depan lorong rumah saudara,
ternyata terpasang sebuah bendera putih/kuning, kemudian
dengan hati bertanya-tanya, saudara masuk kedalam, berjalan dengan berusaha
menghilangkan rasa cemas di hati, tapi perasaan cemas itu masih juga ada, dan
setelah kita sampai di depan rumah kita ternyata terlihat oleh kita ramai orang
membaca surat yasin yang biasanya dibacakan untuk orang yang sudah meninggal
dunia, apa jadinya kalau seandainya yang meninggal tersebut adalah salah satu
dari kedua orang tua kita?.
Sungguh,
melalui renungan singkat ini saya mengajak saudaraku untuk senantiasa sayang
kepada kedua orang tua kita, sebab salah satu amal jariyah yang tetap mengalir
disisi Allah, apabila kedua orang tua kita telah tiada adalah anak yang sholeh.
Saudaraku ! berbuat baik kepada kedua
orang tua hukumnya wajib, baik waktu kita masih kecil, remaja atau sudah
menikah dan sudah mempunyai anak bahkan saat kita sudah mempunyai cucu. Ketika
kedua orang tua kita masih muda atau sudah lanjut usianya bahkan pikun kita
tetap wajib berbakti kepada keduanya. Bahkan lebih ditekankan lagi apabila
kedua orang tua sudah tua dan lemah. Sebagaimana firman Allah SWT dalam surat
Al-Isra’ ayat 23 dan 24. Di dalam ayat ini Allah SWT berfirman bahwa Rabb
(Allah) telah memerintahkan kepada manusia agar tidak beribadah melainkan hanya
kepada Allah saja. Kemudian hendaklah manusia berbuat sebaik-baiknya kepada
kedua orang tuanya. Jika salah seorang atau kedua-duanya ada di sisinya dalam
usia lanjut maka jangan katakan kepada keduanya perkataan ‘uh’ serta tidak
boleh membentak keduanya, memukulkan tangan, menghentakkan kaki karena hal itu
termasuk durhaka kepada kedua orang tua. Dan katakanlah kepada keduanya dengan
perkataan yang mulia.
Saudaraku ! banyak sekali hadits-hadits
yang menyebutkan tentang ruginya seseorang yang tidak berbakti kepada kedua
orang tua pada waktu orang tua masih berada di sisi kita. Nabi Shallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda dalam hadits yang diriwayatkan oleh beberapa sahabat
yaitu :
“Dari Abu Hurairah, dari Nabi
Shallallahu ‘alaihi wa sallam beliau bersabda, “Celaka, sekali lagi celaka, dan
sekali lagi celaka orang yang mendapatkan kedua orang tuanya berusia lanjut,
salah satunya atau keduanya, tetapi (dengan itu) dia tidak masuk syurga”
[Hadits Riwayat Muslim 2551, Ahmad 2:254, 346]
Kemudian hadits berikut ini, “ Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam naik ke
atas mimbar kemudian berkata, “Amin, amin, amin”. Para sahabat bertanya.
“Kenapa engkau berkata ‘Amin, amin, amin, Ya Rasulullah?” Nabi Shallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda, “Telah datang malaikat Jibril dan ia berkata : ‘Hai
Muhammad celaka seseorang yang jika disebut nama engkau namun dia tidak
bershalawat kepadamu dan katakanlah amin!’ maka kukatakan, ‘Amin’, kemudian
Jibril berkata lagi, ‘Celaka seseorang yang masuk bulan Ramadhan tetapi keluar
dari bulan Ramadhan tidak diampuni dosanya oleh Allah dan katakanlah amin!’,
maka aku berkata : ‘Amin’. Kemudian Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata
lagi. ‘Celaka seseorang yang mendapatkan kedua orang tuanya atau salah seorang
dari keduanya masih hidup tetapi justru tidak memasukkan dia ke surga dan
katakanlah amin!’ maka kukatakan, ‘Amin”. [Hadits Riwayat Bazzar dalam Majma'uz
Zawaid 10/1675-166, Hakim 4/153 dishahihkannya dan disetujui oleh Imam
Adz-Dzahabi dari Ka'ab bin Ujrah, diriwayatkan juga oleh Imam Bukhari dalam
Adabul Mufrad no. 644 [Shahih Al-Adabul Mufrad No. 500 dari Jabir bin Abdillah]
Saudaraku ! pada umumnya seorang anak
merasa berat dan malas memberi nafkah dan mengurusi kedua orang tuanya yang telah
berusia lanjut. Namun Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam menjelaskan
bahwa keberadaan kedua orang tua yang berusia lanjut itu adalah kesempatan
paling baik untuk mendapatkan pahala dari Allah, dimudahkan rizki dan jembatan
emas menuju surga. Karena itu sungguh rugi jika seorang anak menyia-nyiakan
kesempatan yang paling berharga ini dengan mengabaikan hak-hak orang tuanya dan
dengan sebab itu dia tidak masuk surga.
Jika kita mencoba membandingkan antara
berbakti kepada kedua orang tua dengan jalan mengurusi kedua orang tua yang
sudah lanjut usia atau bahkan sudah pikun yang berada di sisi kita dengan
ketika kedua orang tua kita mengurusi dan mebesarkan serta mendidik kita
sewaktu masih kecil, maka berbakti kepada keduanya masih terbilang lebih
ringan. Mungkin kita mengurusnya hanya beberapa tahun saja. Sedangkan mereka
mengurus kita membutuhkan waktu lebih dari 10 tahun. Dari mulai hamil, hingga
dilahirkan kemudian disekolahkan. Kedua orang tua kita memberikan segala yang
kita minta mungkin lebih dari 10 tahun bahkan sampai 25 tahun.
Ketika orang tua mengurusi kita, dia
mendo’akan agar si anak hidup dengan baik dan menjadi anak yang sholeh, tetapi
ketika orang tua ada di sisi kita, di do’akan supaya cepat meninggal. Bahkan
ada di antara mereka yang menyerahkan keduanya ke panti jompo. Ini adalah
perbuatan dari anak-anak yang durhaka kepada kedua orang tuanya.
Bagaimanapun keadaannya, kedudukan
mereka tetaplah sebagai orang tua kita, walaupun mereka bodoh, egois bahkan
jahat kepada kita. Dialah yang melahirkan dan mengurusi kita, bukan orang lain.
Maka kita wajib berbakti kepada keduanya bagaimanapun keadaannya. Seandainya
dia berbuat syirik atau bid’ah, kita wajib mendakwahkan kepadanya dengan baik
supaya dia kembali, kita do’akan supaya mendapatkan hidayah dari Allah SWT,
bukan diperlakukan dengan tidak baik, berbuat kasar atau pun yang lainnya kadang
ketika gajian kita cuma ingat istri dan anak, kadang lupa dengan orang tua yang
membesarkan dan membuat kita menjadi sukses. Oleh karenanya tunggu apalagi,
segeralah berbakti kepadanya agar ridho Allah senantiasa menaungi kita di dunia
dan di akhirat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar