BERHARAP HANYA KEPADA ALLAH SWT
Dia adalah satu-satunya Dzat yang maha memiliki, Maha Menguasai dan Maha Mengatur segenap jagat raya alam semesta ini. Pandangan manusia terlalu amat terbatas dalam memahami apa-apa yang menjadi rencana Allah dalam mengurus dunia dan segala isinya ini. Bahkan untuk mengurus dirinya sendiri saja manusia sering tidak mampu kalau tidak karena karunia pertolongan-Nya, yang senantiasa tercurah baik diminta ataupun tidak. Karenanya, buat apa kita harus berlaku seperti orang buta yang meraba-raba dalam gelap, kalau dengan kesungguhan dan ikthiar untuk mengenal dan mendekati-Nya akan membuahkan keyakinan akan jaminan pertolongan Allah, sehingga membuat hidup ini Insya Allah menjadi jauh mempunyai arti.
Mungkin saja secara syariat kita mempunyai banyak kelemahan, baik dalam hal ilmu, kemampuan, karena cacat tubuh, maupun hal-hal yang lainnya, yang membuat kita merasa rendah diri. Seorang laki-laki yang berniat mencari pasangan hidup, misalnya mungkin bersamaan dengan munculnya keinginan itu, tiba-tiba ia menyadari banyaknya kelemahan pada dirinya. Melihat penampilan diri, nyaris tidak ada yang dapat di banggakan di depan wanita. Menghitung kemampuan dalam hal materi pun, sama sekali belum bisa dijadikan sandaran. Mengukur ilmu atau latar belakang pendidikan pun tidak memadai. Lalu apa yang mau di jadikan daya pikat?
Sebaiknya memang tidak perlu merekayasa diri supaya lawan jenis terpikat, tapi rekayasalah diri ini supaya menjadi orang yang layak ditolong oleh Allah. Apa yang sulit bila Allah sudah menolong?
Ya, kalau mengandalkan manusia dalam hal mencari pasangan hidup memang berat. Andalkan saja pertolongan dari Allah! Upayakan diri kita menjadi orang yang layak di tolong oleh-Nya. Siapa laki-laki/wanita yang bisa menolak kalau Allah menghendaki kita mendapatkan jodoh terbaik dalam pandangan-Nya ?. Hal ini karena seringkali kita tertipu dengan pandangan kita dalam memilih pasangan hidup. Orang yang ditolong oleh Allah tidak mungkin gagal dalam memilih pasangan hidup berumahtangga, maka biarlah Allah yang mengatur segala macam urusan kita, Subhanallah.
Demikian pun dalam hal berusaha mencari sebagian dari karunia Allah. Kita sering mendengar orang berkata, “bagaimana sukses kalau hanya modal dengkul?” padahal, “dengkul” juga adalah modal. Berkata dengkul kita bisa melangkah ke mesjid untuk mendirikan sholat, ruku’, dan sujud. Berdoa agar kiranya dia mengaruniakan segala kebaikan kepada kita. Berkat dengkul kita bisa keluar dari rumah untuk mencari nafkah untuk anak istri, dan itu jelas mempunyai pahala yang besar di sisi Allah SWT. Atau kitapun bisa berangkat dari rumah/tempat untuk mencari ilmu, yang jelas Insya Allah bisa menjadi jalan terangkulnya kemuliaan kita. Bahkan berkat dengkul pun, seseorang bisa menjadi pemain bola prefesional dengan nilai yang amat mahal. Oleh sebab itu berhati-hatilah dengan penggunaan istilah “modal dengkul”, karena dengkul pun merupakan karunia Allah yang tak ternilai harganya. Subhanallah, sungguh teramat banyak karunia yang Allah SWT berikan kepada kita, bahkan karunia yang selama ini kita anggap tidak ada nilainya pun, ternyata mampu mengangkat derajat seseorang.
Saudaraku, kalau Dia (Allah) sudah berkehendak mengaruniakan pertolongan-Nya, tidak ada yang sulit dan tak ada satupun yang dapat menjadi penghalang, demi tercapainya apa yang kita minta.
Kita sering kali meminta tolong kepada seseorang, padahal orang yang diminta tolong itu sendiri, terkadang tidak mampu menolong dirinya sendiri. Sekali kita tergelincir berharap kepada makhluk, maka sesungguhnya kita telah tertipu oleh suatu bayang-bayang khayal. Karena sesungguhnya tidak ada yang “nyata”, selain Allah yang selalu tetap nikmat dan rahmat-Nya dilimpahkan kepada kita.
Maka kunci terpenting yang harus kita perhatikan dalam hal ini adalah bahwa kita harus pandai-pandai memilah-milah antara lisan, badan dan kalbu. Kalaupun kita melangkahkan kaki kita mendatangi orang yang kita anggap memiliki sesuatu yang kita butuhkan, lalu mulut pun meminta tolong kepadanya, namun jangan sekali-kali kalbu ini berharap kepadanya (orang tersebut), karena justru faktor inilah yang mempunyai kemungkinan terhalangnya pertolongan Allah SWT.
Allahu Akbar ! Apalagi sebenarnya yang kurang dari jaminan Allah SWT ? Sesungguhnya kita mencelakakan diri kita sendiri sekiranya masih berharap selain-Nya. Sedangkan selain Allah hanya makhluk, yang muasalnya hanyalah setetes air mani. Melangkah kemanapun hanya membawa kotoran, lalu ujung-ujungnya terbujur menjadi bangkai.
Tidak ada apa-apanya makhluk yang benama manusia itu. Manusia tidak pernah bisa menumbuhkan rambut di kepalanya sendiri. Manusia pun tidak bisa mendetakkan jantung miliknya sendiri. Manusia tidak dapat mencegah musibah yang datang kepadanya. Pendek kata, manusia itu tidak memiliki daya dan kekuatan apapun, kecuali diberi kekuatan oleh Allah yang Maha Perkasa. Laa haula walaa quwwata illa billah!. Manusia asalnya dari tanah, ketika meninggalpun akan kembali ke tanah. Tidak pernah membawa apapun, kecuali ketika di dunia hanya mampir sekejap mata belaka, dan ketika pulang ke alam baqa (alam kubur), hanya akan membawah amal soleh atau sebaliknya amal yang salah. Kemudian kenapa kita harus selalu berharap kepada manusia dan tidak ke pada Allah yang memiliki segala-galanya ?. Mengapa kita takut kepada manusia, tidak takut kepada Allah yang menentukan segala sesuatunya ?. Maka jangan salahkan siapa-siapa, kalau hidup ini senantiasa suram, banyak di rundung kegelisaan, dan jauh dari pertolongan Allah. Penyebabnya ternyata adalah hati kita yang tidak pernah hanya kepada Allah semata. Hati kita sering kepada mahkluk yang ketika musibah bahkan kematian datang menghampirinya, ia tidak sanggup menolaknya. Subhanallah.
Oleh sebab itu, marilah kita sempurnakan keyakinan kita kepada Allah, sehingga sama sekali tidak tergiur dengan apapun yang berada di tangan makhluk. Tidak pernah berharap diberi oleh orang lain. Tidaklah perlu bangga dengan apa yang saat ini kita miliki, karena toh semuanya milik Allah. Sebagaimana kita pun tidak perlu kecewa dan menderita takkala apa yang telah tergenggam ditangan di ambil kembali oleh-Nya.
Orang yang qalbunya selalu yakin bahwa Allah-lah pemilik dan penentu segala-galanya, maka akan ia dapati betapa dunia ini teramat ringan. Ia pun tidak akan pernah merasa hina di hadapan semua manusia karena toh hidupnya tidak pernah di gantungkan kepada jaminan dan pemberian manusia. Dengan demikian, hari-hari penghambaan kita kepada Allah SWT adalah hari-hari yang penuh dengan keyakinan akan kebenaran firmannya, “katakanlah, Dialah Allah Yang Maha Esa”. Allah adalah Tuhan yang bergantung kepadanya segalah sesuatu. Dia tidak beranak dan tidak pula diperanakkan. Dan tidak ada seorang pun yang setara dengan Dia”.
Ya..... Rabb, sekiranya dunia ini hanya fatamorgana dan permainan belaka dan hawa nafsu adalah tunggangan syetan yang selalu siap memperdayai hamba-Mu, sehingga hanya menggelincirkan menjadi seorang yang ahli cinta dunia, yang kelak akan menyertaiku ke jurang api neraka, maka janganlah hamba-Mu ini sampai dilalaikan olehnya. Palingkanlah hamba-Mu ini dari segala apapun selain Engkau. Sesungguhnya hanya engkaulah dzat yang Maha Esa dan hanya Engkaulah tempat hamba-Mu menggantungkan segala harapan. Amin.